Tentu kita semua pernah melihat mawar beraneka warna selain
putih, ada mawar pink, merah, kuning, jingga bahkan dengan keajaiban okulasi
bisa kita dapatkan satu pohon memiliki bunga yang beraneka warna. Nah kini
bahkan satu bunga memiliki warna petal beeraneka ragam yang disebut Rainbow
Rose.
Bagaimana proses terjadinya? Yuk kita bahan dasar-dasarnya:
Pengangkutan pada tumbuhan secara garis besar ada dua yaitu
pengangkutan air dan mineral dari akar hingga daun untuk bahan fotosintesis,
yang hasilnya akan diedarkan keseluruh bagian tumbuhan dari daun.
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat
tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.
a. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka
disebut pengangkutan ekstravsikuler. Zat yang diangkut adalah air dan
garam-garam mineral. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak
secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam
tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas
dan simplas:
1). Pengangkutan Apoplas
Trnasportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara
difusi bebas atau transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan,
misalnya dinding sel dan ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi,
aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xylem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang
dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding
sel kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.
2). Pengangkutan Simplas
Simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui
bagian hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke
sel. Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air
dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata.
Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat.
Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel – sel bulu akar
menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xylem. Dari sini ,
air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini
berlangsung melalui berkas pengangkut, yaitu Xylem, sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Setelah melewati sel – sel akar, Air dan garam mineral dari
dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar,
masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk
tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun).
Pembuluh Xylem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel,
namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral
ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa
kapiler. Struktur jaringan xylem seperti pipa kapiler ini terjadi karena
sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan).
Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti
prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xylem.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Pengangkutan
a. Daya Hisap Daun (tarikan transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun
(stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel
daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah
sampai ke seluruh kolom air pada xylem sehingga menyebabkan air tertarik ke
atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan
dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun
transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang
berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan
transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperatur kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya
matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin
tinggi.
3) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman
tinggi justru terjadi perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah
(kering) transpirasi akan berlangsung cepat.
4) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka
potensial air tanah akan lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga
laju transpirasi akan meningkat (tinggi). Jika air tanah sedikit maka
penyerapan akar juga akan lambat dan tidak seimbang dengan kecepatan
transpirasi
5). Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor
dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan
pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena
pembuluh kayu (xylem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xylem mengikuti
prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara
molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh
xylem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air
dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun
malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol,
sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke
dalam xylem.
Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu
tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem ke arah
atas ini disebut gaya tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga
menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang
berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau
butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba
(tumbuhan tak berkayu) dikotil.
2. Pengangkutan Hasil
Fotosintesis
Tumbuhan melakukan fotosinstesis untuk memperoleh cadangan
makanan dan unsur-unsur nutrisi yang penting bagi kehidupan. Hasil dari
fotosintesis tersebut harus didistribusikan atau disalurkan. Proses distribusi
bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi
merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem
(pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula,
terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral,
asam amino dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xylem yang
berjalan satu arah dari akar ke daun, , pengangkutan pada pembuluh floem dapat
berlangsung ke segala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil
fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis diangkut melalui pembuluh floem
dapat jelas dilihat pada tumbuhan dikotil. Jika kulit kayu secara melingkar
dikupas seperti pada kegiatan mencangkok, tampak di bagian atas keratin tetap
segar yang menandakan bahwa terjadi pengangkutan air dan mineral dari tanah
melalui berkas pembuluh kayu (xylem).
Sebaliknya, berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena
terletak di bagian kulit kayu. Dengan demikian zat organik hasil proses
fotosintesis tidak dapat diangkut ke batang bagian bawah, sementara itu di atas
keratin akan terbentuk jaringan baru yang berfungsi menutup luka, disebut
sebagai kalus. Tampak pula bahwa pada tepi keratan yang terputus tadi
akan menggembung karena terdapat penumpukan zat organik yang seharusnya
disalurkan ke jaringan yang membutuhkan.
Pengangkutan ini tetap terjadi meskipun tanaman
telah dipotong seperti bunga-bunga potong yang akan dibuat rangkaiannya. Nah untuk
membuat Rainbow Rose kita perlu memahami prinsip kapilaritas. Kapilaritas terjadi
karena gaya ikatan atar cairan (kohesi dan tekanan permukaan) dan gaya ikatan
antara cairan dan permukaan lainnya (adesi) yang lebih besar dari gaya
gravitasi. Karena inilah air dapat diserap oleh tumbuhan.
Nah untuk membuat Rainbow rose dengan
mencampurkan nmelarutkan pewarna dalam pot
tanaman. Untuk lebih jelasnya lihat disini. Akan muncul pola aneka warna berdasarkan Fibonacci.
No comments:
Post a Comment