Dec 11, 2013

Keunikan-Keunikan Bahasa Arab (3)



Bag (3)

>>Bahasa tertua yang tetap eksis dan tidak berubah

Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa Sansekerta  dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah faktanya,
“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO) menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini, diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.”
Kita bisa melihat bukti bagaimana bahasa kromo Inggil/ bahasa halus jawa sudah sangat jarang kita temui pemakaiannya. Begitu juga bahasa halus Sasak Lombok. Sehingga jika seorang kakek buyut yang masih hidup berbicara dengan bahasa halus kepada cucunya, mungkin cucunya agak sedikit tidak paham. Begitu juga bukti bahwa terkadang satu bahasa sekedar berbeda dialek saja sudah agak kurang “nyambung” jika berbicara satu-sama lain.
Kita ambil juga contoh bahasa Inggris, dia sempat mengalami kesenjangan sejarah yaitu mengalami perubahan yang cukup jauh dalam setiap beberapa ratus tahun. Maka bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu Elisabeth II jika dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman kakek-buyutnya, di zaman pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh berbeda. Jika mereka bertemu dan berbicara maka akan susah “nyambung”. Jangankan yang beratus-ratus tahun, bahasa kita yaitu bahasa Indonesia belum lagi 100 tahun sejak kemerdekaan tahun 1945 sudah banyak berubah dan belum lagi muncul bahasa gaul zaman sekarang seperti  “nongkrong”, “juragan”, “sundul”, “nyokap”, “bokek” dan lain-lain. Belum lagi penyimpangan makna misalnya “cabut” bermakna “ayo pergi” dan lain-lain.
Maka belum ada yang seperti bahasa Arab, dimana dia termasuk salah satu bahasa tertua dan tidak berubah, masih asli sejak zaman dulu dan masih sama gaya bahasa, dialek utama, pengungkapannya. Walaupun ada bermacam-macam dialek tetapi dialek asli yaitu apa yang dibilang sekarang dialek Arab klasik tetap ada dan tidak berubah sampai saat ini.
Maka inilah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Quran yaitu dengan manjaga bahasanya. Allah Ta’ala berfirman.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz Dzikra [Al-Quran] dan kamilah yang akan menjaganya”. [QS Al Hijir : 9].

>>Kaya perbendaharaan kosa-katanya

Contohnya untuk kosa-kata “kuda” maka dalam bahasa Arab seperti berikut:
-
Khail (خيل ) sekumpulan kuda
-Faras (
فرس ) seekor kuda (jantan atau betina)
-Hison (
حصان ) kuda jantan
-Hajr (
حجر) kuda betina
-Mahr (
مهر) anak kuda jantan
-Mahrah (
مهرة) anak kuda betina
-Filw (
فلو) anak kuda jantan yang baru lepas daripada menyusu ibu
-Haikal (
هيكل) kuda yang besar dan bertubuh tegap
-Mathham (
مطهم) kuda yang sempurna dan baik
Penerapannya bisa kita lihat dalam Al-Quran yaitu tentang istilah untuk hewan unta yaitu:
-al-Ibilu [الإبل] lihat surat al-Ghasiyah
-an-Naaqah [الناقة] lihat surat al-Syams
-al-Budnu  [البدن] lihat surat al-Hajj
Dan istilah untuk unta juga banyak seperi istilah untuk kuda, bisa kita lihat dalam kitab-kitab ulama khususnya kitab zakat.

>>Memiliki ungkapan yang teliti dan lengkap

Contohnya dalam ungkapan waktu,
-Dazur [
درور] Waktu mula-mula timbul matahari di waktu pagi
-Buzugh [
بزوغ ] Waktu mula timbul matahari selepas waktu dazur
-Dhuha[
ضُحى ] Waktu mula terasa bahang panas matahari
-Ghazalah [
غزالة ] Waktu matahari mula naik selepas waktu dhuha
-Hajirah [
حاجرة ] Waktu tengah hari yang mula terasa kepanasan
-Dzuhr [
ظهر ] Waktu tengah hari matahari mulai naik menegak
-Zawal [
زوال ] Waktu matahari berada tegak di atas kepala
-‘Ashr [
عصر ] Waktu siang mula berakhir matahari kemerah-merahan
-‘Ashil [
عصيل ] Waktu matahari mulai condong ke arah barat
-Shabub [
صبوب ] Waktu matahari semakin menghilang
-Ghurub [
غروب] Waktu matahari mula terbenam
-Khadur [
خدور ] Waktu matahari hilang dari pandangan atau gelap.

Begitu juga dengan ungkapan suara hewan, maka ada pengungkapannya satu-persatu dan hanya bahasa Arab yang paling lengkap,
-Shahil صهيل Suara kebiasaan kuda mendempik
-Hamhamah
حمحمة Suara kuda mendengus
-Syahij
شحيج Suara baghal
-Rugha’
رغاء Suara kebiasaan unta
-Hanin
حنين Suara unta memanggil anaknya
-Anin
أنين Suara unta menahan bebanan yang dibawa
-Hadir
هدير Suara unta bernafas (bunyi nafas keluar masuk)
-Shorif
صريف Suara geseran gigi unta
-huar
حوار Suara lembu
-Ma’ma’ah
مأمأة Suara kambing mengembek
-Yu’ar
يعار Suara kibas mengembek
-Tugha’
ثغاء Suara biri-biri mengembek
-Za’ir
زئير Suara singa mengaum
-Zamjarah
زمجرة Suara singa mendengus secara berulang-ulang kali
-Tazamjar
تزمجر Suara harimau mengaum
-Kharkhawah
خرخوة Suara harimau mendengkur ketika tidur
-‘Uwa’
عواء Suara serigala menyalak memanjang
-Nahim
نحيم Suara harimau kumbang
-Quba’
قباء Suara khinzir (babi)
-Nubah
نباح Suara anjing menyalak
-Muwa’
مواء Suara kucing mengiau
-Kharkharah
خرخرة Suara kucing mendengkur ketika tidur
-Ghas
غسٌ Suara kucing mengerang karena sakit
-Nahiq
نهيق Suara keldai
-Bu’am
بعام Suara kijang
-Nazab
نزاب Suara khusus bagi kijang jantan sahaja
-‘Irar
عرار Suara burung unta jantan
-Zimar
زمار Suara burung unta betina
-Fahir
فحير Suara dhab sahaja
-Kasyisy
كشيش Suara biawak
-Karkarah
كركرة Suara ayam (jantan atau betina)
-Shada
صدى Suara burung hantu
-Dandanah
دندنة Suara lebah.
Begitu lengkap dan telitinya, sehingga dalam merinci atau menjelaskan sesuatu bahasa Arab bisa menjelaskanya serinci-rincinya. Contohnya tingkatan cinta yang sangat rinci oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah dalam kitab madarijus salikin,
[فصل في مراتب المحبة]
أولها: العلاقة، وسميت علاقة لتعلق القلب بالمحبوب
الثانية: الإرادة، وهي ميل القلب إلى محبوبه وطلبه له.
الثالثة: الصبابة، وهي انصباب القلب إليه. بحيث لا يملكه صاحبه. كانصباب الماء في الحدور.
الرابعة: الغرام وهو الحب اللازم للقلب، الذي لا يفارقه. بل يلازمه كملازمة الغريم لغريمه. ومنه سمي عذاب النار غراما للزومه لأهله. وعدم مفارقته لهم
الخامسة: الوداد وهو صفو المحبة، مراتبها عشرة وخالصها ولبها، والودود من أسماء الرب تعالى.
السادسة: الشغف يقال: شغف بكذا. فهو مشغوف به. وقد شغفه المحبوب. أي وصل حبه إلى شغاف قلبه
السابعة: العشق وهو الحب المفرط الذي يخاف على صاحبه منه
الثامنة: التتيم وهو التعبد، والتذلل. يقال: تيمه الحب أي ذلله وعبده. وتيم الله: عبد الله. وبينه وبين اليتم
التاسعة: التعبد وهو فوق التتيم. فإن العبد هو الذي قد ملك المحبوب رقه فلم يبق له شيء من نفسه ألبتة. بل كله عبد لمحبوبه ظاهرا وباطنا. وهذا هو حقيقة العبودية. ومن كمل ذلك فقد كمل مرتبتها.
العاشرة: مرتبة الخلة التي انفرد بها الخليلان – إبراهيم ومحمد صلى الله عليهما وسلم
Tingkatan cinta:
  1. Al-‘alaqah ( hubungan / ikatan ). Dinamakan hubungan/ikatan karena keterikatan hati kepada yang dicinta.
  2. Al-iradah ( kehendak / keinginan ). Ini adalah kecondongan hati kepada yang di cinta dan berusaha untuk mencari/menjumpai yang dicinta.
  3. Ash-shobabah ( kerinduan ). Adalah kerinduan hati kepada yang dicinta, dimana kerinduan ini timbul secara alami & diri tidak dapat mengaturnya, sebagaimana air yang senantiasa memenuhi batas (pinggiran media).
  4. Al-gharaam ( kerinduan yang menyala-nyala ). Adalah cinta yang selalu ada didalam hati, tidak pernah keluar dari dalamnya, & selalu menyertai hati. Maka abzab neraka dikatakan gharaaman karena senantiasa setia dengan penghuninya, tidak pernah melepasnya.
  5. Al-wadaad ( kasih sayang ). Adalah kelembutan cinta, inti cinta dan kemurniaanya, dan Al-waduud termasuk dari nama-nama Allah yang maha tinggi.
  6. As-syaghof ( cinta yang meluap-luap ). sangat mencintainya dan dibuat sangat senang [bercampur penderitaan]. Sangat mencintai yang di cinta yaitu cintanya telah masuk ke dalam relung hati & sanubari.
  7. Al-‘isyq ( cinta yang sangat ). Adalah cinta yang yang teramat sangat/ terlalu berlebihan, dikhawatirkan [terjadi sesuatu yang kurang baik] terhadap pelakunya.
  8.  At-tatayyum ( penghambaan )yaitu merendahkan diri. Dikatakan cinta telah menghambakannya, dan taimullah berarti juga ‘abdullah ( hamba Allah).
  9. At-ta’abbud ( peribadahan ). Tingkat ini di atas at-tatayyum/penghambaan. Karena sesungguhnya diri hamba adalah totalitas milik sang kekasih ( Tuhan ), tak tersisa sedikitpun dari dirinya, baik lahir maupun batin, semua milik sang kekasih. Dan ini adalah hakikat peribadahan, barang siapa telah menyempurnakan sifat ini, maka telah sempurna cintanya
  10. 10.  Al-Khullah (Kekasih): Cinta ini hanya dimiliki oleh dua khalil (kekasih), yaitu Ibrahim ‘alaihis salam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
[lihat lengkapnya di Madarijus Saalikiin baina manaazili iyyaka na’budu wa iyya kanasta’in 3/29-32, , Darul Kutub Al-‘Arobiy, Beirut, cet. Ke-3, 1416 H, Asy-Syamilah]

>>ada pola dan cetakan kata [wazan] untuk mencetak kata

Ini mempermudah kita agar mengetahui kata dan lebih mudah menghapalnya. Ini yang dikenal dengan istilah [وزن] “wazan” yang terangkum dalam ilmu shorof bahasa Arab. Kita tinggal menghapal pola dan cetakan “wazan” atau yang disebut “tahsrif”, maka kita bisa memproduksi atau melahirkan berbagai macam kata.
Wazan” tersebut diwakili oleh kata [فعل] dengan huruf [ف] sebagai wakil huruf pertama dan [ع] wakil huruf kedua dan  [ل] wakil huruf ketiga huruf ketiga. Contoh sederhananya adalah,
Ada pola tashrif,
[فعل – فاعل – مفعول] “fa’ala – faa’ilun – maf’ulun”, penjelasannya,
-[ فعل] “fa’ala” = kata kerja
-[ فاعل] “faa’ilun” = cetakan kata yang berarti pelaku atau yang melakukan pekerjaan/perbuatan
-[ مفعول] “maf’uulun” = cetakan kata yang berarti objek atau yang dikenai pekerjaan/perbuatan
Maka, dengan kita tahu ada kata kerja [خلق] “khalaqa”= menciptakan, maka kita tahu dengan “Wazan”/cetakan kata ,
-[ فاعل]à [خالق] “khaaliqun” =pelakunya, yaitu yang menciptakan, serapan bahasa Indonesia= “khaliq” yaitu Tuhan
-[ مفعول]à [مخلوق] “makhluqun” =objeknya, yaitu yang diciptakan, serapan bahasa Indonesia= “makhuk”
Contoh lagi, kata kerja [علم] “’alima”=mengetahui, kita akan tahu
-[ فاعل]à [عالم] “Aalimun”= pelakunya, yaitu yang mengetahui, serapan bahasa Indonesia= “alim” yaitu pintar, pintar agama
-[ مفعول]à [معلوم] “ma’luumun”= yang diketahui, serapan bahasa Indonesi= “maklum”
Contoh lagi, kata kerja [كتب] “kataba” =menulis, kita akan tahu,
-[ فاعل]à [كاتب] “kaatibun”=pelakunya, yaitu yang menulis atau sekretaris
-[ مفعول]à [مكتوب] “maktuubun”= yang ditulis/tertulis, serapan bahasa Indonesia= “maktub” yaitu tertulis
Bagaimana, mudah dan sederhana bukan?

>> mempunyai kaidah struktur bahasa yang lebih sempurna

Bahasa Arab mengenal istilah maskulin [muzakkar] dan feminin [muannats]. Dan yang lebih membuatnya sempurna dalam bilangan dikenal juga penggunaan double/dua-an [mutsanna] yang sangat jarang ditemui dalam bahasa yang lain. Sehingga dalam bilangan dikenal istilah tunggal [mufrad], dua-an [mutsanna] dan jamak [jam’]. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
التلميذ يذهب إلى المدرسة – Pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah
التلميذة تذهب إلى المدرسةِ – Pelajar (perempuan) itu pergi ke sekolah
التلميذان يذهبان إلى المدرسةِ – Dua orang pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah
التلميذتان تذهبان إلى المدرسةِ – Dua orang pelajar (perempuan) itu pergi ke sekolah
التلاميذ يذهبون إلى المدرسةِ – Pelajar-pelajar (lelaki) itu pergi ke sekolah
التلميذات يذهبن إلى المدرسةِ – Pelajar-pelajar (perempuan) itu pergi ke sekolah
Begitu juga dengan kata kerjanya, lebih lengkap. Kata kerja lampau [madhi], kata kerja sekarang dan akan datang [mudhari’], dan yang membuatnya lebih lengkap ada kata kerja perintah [‘amr]. Perhatikan contoh berikut,
ذهب الولدُ إلى المدرسةِ – anak laki-laki itu (telah) pergi ke sekolah
يذهب الولد إلى المدرسة – anak laki-laki (sedang) pergi ke sekolah
إذهب إلى الدرسة – Pergilah [kamu anak laki-laki] ke sekolah.

>> mengandung informasi yang padat dan ringkas

Hanya dengan beberapa huruf yang menyusun kata, Bahasa Arab bisa mengungkapkan banyak ungkapan. Kita ambil contoh kata [عين] “’ain” yang umumnya dikenal artinya: mata, maka jika kita membuka kamus artinya sangat banyak yaitu:
manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya.
Kemudian dalam bahasa Arab juga dikenal istilah pembuangan kata atau kata yang disembunyikan yang dikenal dengan istilah “mahdzuf”. Contohnya,
Pada kalimat syahadat [لا إله إلا الله] maka bukan artinya,
-[لا ]=tiada
-[إله]=tuhan
-[إلا]=selain
-[الله]=Allah
Karena arti ini salah besar, karena ada Ada khabar yang [محذوف] dibuang/tidak ditampakkan. Khabar yang dibuang tersebut adalah [حق atau بحق] “haqqun atau bihaqqin”.
Maka makna syahadat yang benar adalah,
لا معبود حق إلا الله
“tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah”

Kata [حق atau بحق] “haqqun atau bihaqqin” berdalil dengan firman Allah Ta’ala,
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ
“Yang demikian itu dikarenakan Allah adalah (sesembahan) yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah (sesembahan) yang Bathil.” [QS. Luqman: 30].
Begitu juga tafsir para ulama, Ibnu Katsir menafsirkan surat Al-Qashash:70, At-Thabari menafsirkan surat Al-An’am:106, As-Suyuti menafsirkan surat Al-Baqarah: 255. Dan banyak ulama yang lainnya
Contoh yang lain firman Allah dalam surat Yusuf Ayat 82,
وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِي كُنَّا فِيهَا
Arti perkata adalah: “Tanyalah kepada kampung yang kami tinggal padanya”
Namun ada kata yang “mahzuf”/dibuang yaitu [أهل] “ahli” /penduduk yaitu “mudhaf” dari [الْقَرْيَةَ]
Abul Baqa’ Al-‘akbariy rahimahullah menjelaskan tentang ini,
قوله تعالى: (واسأل القرية) : أي أهل القرية ; وجاز حذف المضاف ; لأن المعنى لا يلتبس.
“Firman Allah, “tanyalah kepada kampung” yaitu, penduduk kampung, boleh membuang [mahzuf] mudhaf, karena maknanya tidak menjadi rancu.” [At-Tibyan fi I’rabil Qur’an 2/742, Asy-Syamilah]
Jadi arti yang tepat adalah: ““Tanyalah kepada penduduk kampung yang kami tinggal padanya”
Oleh karena itu, belum pernah ada satupun terjemahan Al-Qur’an yang lebih singkat dari bahasa arab aslinya.

No comments:

Post a Comment