Dilema Opini Ayah Edy dan Mohammad
Fauzil Adhim
1. Ayah Edy mengatakan, “Untuk memetakan potensi unggul anak, dalam buku ini sudah dilengkapi dengan dua metodologi yang bisa dipilih baik secara terpisah ataupun bersamaan yakni dengan menggunakan metode Finger Print Test dan Mapping Multiple Intelligence.“
Mohammad Fauzil Adhim menjawab, “Fingerprint, satu lagi industri mitos. Tidak pernah ada evidence. Sebagaimana pseudoscience lainnya, comot sana comot sini dan mengepas-ngepaskan dengan isu terkini hal yang selalu terjadi. Sidik jari hanya bisa menunjukkan siapa yang mencuri jambu di belakang rumah kita, tapi bukan mengapa seseorang mencuri jambu. Apalagi sampai menelisik karakter, bakat dan sejumlah istilah wah lainnya. Uang itu hijau, meskipun warnanya merah.”
2. Ayah Edy mengatakan, “Hasilnya sungguh luar biasa, ternyata banyak sekali anak-anak yang dinyatakan sebagai anak bermasalah seperti Disable Learning, Dyslexia, ADD, ADHD, Delay Speech, Autis ringan dan sebagainya, sebenarnya adalah anak normal bahkan berpotensi menjadi jenius-jenius Indonesia yang luar biasa.”
Mohammad Fauzil Adhim menjawab, “Sungguh, merupakan DUSTA YANG KEJI mereka yang berkata tanpa ilmu bahwa ADHD, Autis dan sejenisnya itu tidak ada. Melalui berbagai trik, seseorang dapat menyenangkan para orangtua sesaat. Tapi sungguh, kita tidak boleh bermain-main dengan nasib anak kaum muslimin ini. Setiap anak kaum muslimin adalah aset dakwah bagi tegaknya kalimat Allah Ta’ala di muka bumi berpuluh tahun yang akan datang. Ataukah mereka sedang mendo’akan kebinasaan bagi anaknya sendiri? | Otak kanan itu mitos!”
3. Ayah Edy mengatakan, “Suatu hari saya membaca sebuah proses penyuluhan melalui media; terhadap orang tua yang mananyakan kelainan dan keterlambatan belajar anaknya yang ciri-cirinya persis seperti anak yang cenderung dominan menggunakan otak kanannya”
Mohamamad Fauzil Adhim menjawab, “Mitos besar itu bernama otak kanan. Tak ada satu pun bukti riset akademik yang mendukung. Silakan baca buku yang benar-benar ilmiah. Bukan sekedar common sense. Salah satunya 50 Mitos Keliru dalam Psikologi. Buku lain yang patut dipertimbangkan adalah Science and Pseudoscience in Clinical Psychology. Keduanya karya Scott O. Lilienfeld, Phd dan kawan-kawan.
Mitos otak tengah dan dusta besar tentangnya, masih saja ada. Baca buku “Sudden Genius?” karya Andrew Robinson. Ini hasil riset yang sangat tertib. Baca juga buku Talent is Overrated karya Geoff Colvin. Mereka bilang dari Jepang, tapi di Jepang saya bertanya ke banyak orang, justru jawaban yang saya peroleh sangat bertentangan: praktek semacam itu dilarang keras.
Jadi, ketika mereka bilang dari Jepang, itu Jepang gang berapa?
Otak kanan maupun otak kiri dikenal secara fisik dalam kaitannya dengan kendali tubuh. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Jika Anda bersih-bersih sesudah buang air, Anda menggunakan otak kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Berjabat tangan, menggunakan otak kiri.
Otak kanan dalam konteks psikologi adalah MITOS BESAR!
Itulah sederetan kontra opini 2 sosok praktisi pendidikan parenting.
1. Ayah Edy mengatakan, “Untuk memetakan potensi unggul anak, dalam buku ini sudah dilengkapi dengan dua metodologi yang bisa dipilih baik secara terpisah ataupun bersamaan yakni dengan menggunakan metode Finger Print Test dan Mapping Multiple Intelligence.“
Mohammad Fauzil Adhim menjawab, “Fingerprint, satu lagi industri mitos. Tidak pernah ada evidence. Sebagaimana pseudoscience lainnya, comot sana comot sini dan mengepas-ngepaskan dengan isu terkini hal yang selalu terjadi. Sidik jari hanya bisa menunjukkan siapa yang mencuri jambu di belakang rumah kita, tapi bukan mengapa seseorang mencuri jambu. Apalagi sampai menelisik karakter, bakat dan sejumlah istilah wah lainnya. Uang itu hijau, meskipun warnanya merah.”
2. Ayah Edy mengatakan, “Hasilnya sungguh luar biasa, ternyata banyak sekali anak-anak yang dinyatakan sebagai anak bermasalah seperti Disable Learning, Dyslexia, ADD, ADHD, Delay Speech, Autis ringan dan sebagainya, sebenarnya adalah anak normal bahkan berpotensi menjadi jenius-jenius Indonesia yang luar biasa.”
Mohammad Fauzil Adhim menjawab, “Sungguh, merupakan DUSTA YANG KEJI mereka yang berkata tanpa ilmu bahwa ADHD, Autis dan sejenisnya itu tidak ada. Melalui berbagai trik, seseorang dapat menyenangkan para orangtua sesaat. Tapi sungguh, kita tidak boleh bermain-main dengan nasib anak kaum muslimin ini. Setiap anak kaum muslimin adalah aset dakwah bagi tegaknya kalimat Allah Ta’ala di muka bumi berpuluh tahun yang akan datang. Ataukah mereka sedang mendo’akan kebinasaan bagi anaknya sendiri? | Otak kanan itu mitos!”
3. Ayah Edy mengatakan, “Suatu hari saya membaca sebuah proses penyuluhan melalui media; terhadap orang tua yang mananyakan kelainan dan keterlambatan belajar anaknya yang ciri-cirinya persis seperti anak yang cenderung dominan menggunakan otak kanannya”
Mohamamad Fauzil Adhim menjawab, “Mitos besar itu bernama otak kanan. Tak ada satu pun bukti riset akademik yang mendukung. Silakan baca buku yang benar-benar ilmiah. Bukan sekedar common sense. Salah satunya 50 Mitos Keliru dalam Psikologi. Buku lain yang patut dipertimbangkan adalah Science and Pseudoscience in Clinical Psychology. Keduanya karya Scott O. Lilienfeld, Phd dan kawan-kawan.
Mitos otak tengah dan dusta besar tentangnya, masih saja ada. Baca buku “Sudden Genius?” karya Andrew Robinson. Ini hasil riset yang sangat tertib. Baca juga buku Talent is Overrated karya Geoff Colvin. Mereka bilang dari Jepang, tapi di Jepang saya bertanya ke banyak orang, justru jawaban yang saya peroleh sangat bertentangan: praktek semacam itu dilarang keras.
Jadi, ketika mereka bilang dari Jepang, itu Jepang gang berapa?
Otak kanan maupun otak kiri dikenal secara fisik dalam kaitannya dengan kendali tubuh. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Jika Anda bersih-bersih sesudah buang air, Anda menggunakan otak kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Berjabat tangan, menggunakan otak kiri.
Otak kanan dalam konteks psikologi adalah MITOS BESAR!
Itulah sederetan kontra opini 2 sosok praktisi pendidikan parenting.
Opini yang berlawanan ini bermula dari persepsi dan titik tekan yang berbeda, ayah Edy lebih menekankan pola komunikasi pada anak sedangkan M. Fauzil Adhim lebih ke pembentukan Akhlak... silahkan dipelajari lebih lanjut... dan pilihlah sebijak mungkin.
Haiya jadi orangtua zaman sekarang mesti belajar banyak hal, gak kayak emak aye dulu gak tahu banyak ilmu pendidikan dan parenting. Beliau cuma melatih anaknya supaya sabar, tekun, gigih, tawakal (biarpun cuma empat doang yang diajarin bertahun-tahun anaknya masih gak mudeng hehehe). klo mo simpel silahkan ikutin metode mak aye dah :)
No comments:
Post a Comment