Kata Betawi digunakan
untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta
dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga
kebudayaan Melayunya. Mengenai asal
mula kata Betawi, menurut para ahli dan sejarahwan ada beberapa acuannya :
- Pitawi (Bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka.
- Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
- Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau. Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi. Ada perbedaan pengucapan kata "Betawi" dan "Bekawi" pada penggunaan kosakata "k" dan "t" antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, dan ini biasa terjadi dalam bahasa Melayu, seperti kata tanya apakah atau apatah yang memiliki persamaan makna atau arti.
Kemungkinan nama Betawi yang
berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan
Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan
pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir,
Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. "Seperti Kecamatan Makasar, nama
ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis
rerumputan"[3]
Sehinga Kata "Betawi"
bukanlah berasal dari kata "Batavia"
(Nama lama KotaJakarta
pada masa Hindia Belanda). Dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah
asal nenek moyang orang Belanda
“
|
“Batavia is the Latin name for
the land of the Batavians during Roman times. This was roughly the area
around the city of Nijmegen, Netherlands, within the Roman Empire. The
remainder of this land is nowadays known as Betuwe. During the Renaissance,
Dutch historians tried to promote these Batavians to the status of
"forefathers" of the Dutch people. They started to call themselves
Batavians, later resulting in the Batavian Republic, and took the name
"Batavia" to their colonies such as the Dutch East Indies, where
they renamed the city of Jayakarta to become Batavia from 1619 until about
1942, when its name was changed to Djakarta (this is the short for the former
name Jayakarta, later respelt Jakarta; see: History of Jakarta). The name was
also used in Suriname, where they founded Batavia, Suriname, and in the
United States where they founded the city and the town of Batavia, New York.
This name spread further west in the United States to such places as Batavia,
Illinois, near Chicago, and Batavia, Ohio.”.
|
”
|
Kemudian penggunaan kata Betawi sebagai sebuah suku yang pada masa hindia belanda, diawali dengan pendirian sebuah organisasi yang bernama Perkoempoelan Kaoem Betawi yang lahir pada tahun 1923.[5]
No comments:
Post a Comment