May 7, 2014

Apakah sebutan “Insya-Allah” berhubungan dengan qadar dan qadha?



Insya-Allah berarti “jika dikehendaki Allah”. Apabila seseorang itu memilih sesuatu tindakan lalu menyebut “insya-Allah”, berarti dia menyerahkan pilihannya kepada kehendak Allah dan bersedia untuk menerima apabila pilihannya itu dikehendaki atau tidak dikehendaki oleh Allah.
Menyebut “insya-Allah” merupakan sesuatu yang diperintahkan ke atas kita sebagaimana firman-Nya:
 وَلاَ تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا. إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ.
Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): “Bahwa aku akan lakukan yang demikian itu nanti” melainkan (hendaklah disebut): “Insya Allah”. [al-Kahf 18:23-24]

Pada masa kini sebutan “insya-Allah” kerap disalahgunakan oleh masyarakat muslim. Dua di antaranya ialah:

1.     Menyebut “insya-Allah” terhadap sesuatu tindakan yang masih diragukan apakah akan dilakukan atau tidak. Umpama seseorang yang tidak pasti akan menghadiri undangan walimah atau tidak, dia berkata kepada pihak yang menjgundangnya: “Insya-Allah saya akan hadir” padahal dia sendiri masih ragu-ragu.
Yang benar, ucapan “insya-Allah” hanya diucapkan sesudah seseorang itu membuat pilihan karena tujuan dia mengucapkannya ialah untuk menyerahkan pilihannya kepada Allah dan bersedia menerima kehendak Allah. Maka jika sudah dipilih untuk memenuhi undangan, ucapkanlah: “Insya-Allah saya akan hadir”. Jika masih ragu-ragu, ucapkanlah: “Saya akan mempertimbangkannya.”
2.     Marah, merungut dan menyesal seandai apa yang dipilih tidak tercapai sekalipun sebelum itu dia menyebut “insya-Allah”. Diulangi bahwa apabila seseorang itu menyebut “insya-Allah”, berarti dia menyerahkan pilihannya kepada kehendak Allah dan bersedia untuk menerima kehendak Allah. Apabila seseorang itu marah, merungut dan menyesal seandainya pilihannya tidak sesuai dengan kehendak Allah, menunjukkan dia tidak paham apa dan kenapa ucapan “insya-Allah” yang diucapkan sebelum itu. 
Memandangkan sebutan “insya-Allah” kerap disalahgunakan masa kini, saya menyarankan apabila mendengar seseorang itu menyebut “insya-Allah”, segera bertanya dengan sopan: “Apakah yang anda maksudkan dengan insya-Allah?” Setelah itu jelaskan kepada dia maksud yang sebenarnya agar dia paham dan menyebutnya atas tujuan yang betul.

No comments:

Post a Comment