Nov 20, 2013

Bolehkah sedekah dengan niat diberi kesembuhan, kekayaan atau jodoh?



Hadits tentang keutamaan sedekah:
Hadits yang diperselisihkan oleh ulama mengenai keshahihannya yaitu,
حصنوا أموالكم بالزكاة، وداووا مرضاكم بالصدقة، وأعدوا للبلاء الدعاء
“jagalah harta kalian dengan zakat, OBATILAH ORANG YANG SAKIT DI ANTARA KALIAN DENGAN SEDEKAH dan tolaklah bala’ dengan doa”
Syaikh Al-Albani  rahimahullah berkata,
( ضعيف جدا ) انظر حديث رقم : 2724 في ضعيف الجامع
lemah sekali, lihat hadist no. 2724 dalam dhaif Al-jaami’”
Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,
هذا الحديث رواه أبو نعيم في الحلية في ترجمة الأسود النخعي ثم رواه في ترجمة إبراهيم النخعي عن موسى بن عمير عن الحكم عن إبراهيم عن الأسود عن عبد الله بن مسعود قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – حصنوا أموالكم بالزكاة، وداووا مرضاكم بالصدقة، وأعدوا للبلاء الدعاء ثم قال: غريب من حديث إبراهيم والحكم تفرد به موسى ومن هذه الطرق والمتابعات يعلم أنه حديث له أص
“Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah pada biografi Al-Aswad An-Nakha’i kemudian ia meriwayatkan pada biografi Ibrahim An-nakha’i dari Musa dari ‘Umair dari Al-Hakam dari Ibrahim dari Al-Aswad dari Ibnu Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” jagalah harta kalian dengan zakat, obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah dan tolaklah bala’ dengan doa”, kemudian ia berkata, gharib dari hadits Ibrahim  dan Al-Hakam dimana Musa bersendirian meriwayatkan. Dari berbagai jalan dan mutabi’-nya, diketahui bahwa hadits ini memiliki asal.”

Makna ungkapan tersebut benar
Seandainya kita ambil bahwa hadits tersebut dhaif, akan tetapi makna hadits tersebut benar. Yaitu bisa jadi sakitnya adalah hukuman disebabkan dosanya, dan dosa bisa dihapus dengan sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَ مَالِهِ وَ نَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ وَ جَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Lajnah Ad-Da’imah (semacam MUI di saudi) mengeluarkan fatwa mengenai hadits tersebut,
الحديث المذكور غير صحيح ، ولكن لا حرج في الصدقة عن المريض تقربا إلى الله عز وجل ، ورجاء أن يشفيه الله بذلك ؛ لعموم الأدلة الدالة على فضل الصدقة ، وأنها تطفئ الخطيئة وتدفع ميتة السوء
“Hadits tersebut tidak shahih, akan tetapi tidak mengapa bersedekah untuk (kesembuhan) orang yang sakit sebagai bentuk taqarrub kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dalam rangka mengharap agar Allah menyembuhkannya dengan sedekah tersebut, karena keumuman dalil yang menunjukkan tentang keutamaan sedekah bahwasanya sedekah menghapuskan dosa dan mencegah kematian yang jelek.”
Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,
، ومعناه أن الصدقة علاج نافع مفيد يشفي الأمراض ويخفف الأسقام، ويؤيده قول النبي – صلى الله عليه وسلم – (( الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار )) فلعل بعض الأمراض تحدث عقوبة على ذنب أصابه المريض ، فمتى تصدق عنه أهله زالت الخطيئة، فزال سبب المرض ، أو أن الصدقة تكتب له حسنات، فينشط قلبه بها ويخف مع ذلك ألم المرض، والله أعلم.
“Maknanya bahwa sedekah adalah pengobatan yang bermanfaat dan berguna untuk menyembuhkan orang yang sakit serta meringankan rasa sakit (keluhan), hal ini dikuatkan dengan hadits Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa salllam, “Sedekah bisa menhapuskan dosa sebagaimana air mematikan api”. Bisa jadi sebagian penyakit yang menimpanya adalah hukuman atas dosa yang dilakukan oleh yang sakit. Maka ketika keluarganya mensedekahkan untuknya, hilanglah dosanya, maka hilanglah sebab penyakitnya, atau dengan sedekah ditulis baginya kebaikan-kebaikan, maka hatinya akan bersemangat dan menjadi ringan rasa sakitnya. Wallahu a’lam”

No comments:

Post a Comment