Pada bulan September
1991, pendakin gunung di pegunungan Alpen dekat perbatasan Austria-Italia menemukan jasad manusia
yang terperangkap dibawah es. Jasad itu terawetkan dengan baik. Dengannya terdapat
berbagai macam alat termasuk kapak yang bermata logam.
Salah satu teknik
untuk menentukan identitas logam adalah melarutkannya dalam asam. Kemudian larutan
yang dihasilkan akan diuji untuk melihat ion-ion yang terdapat didalamnya. Namun
tentu saja hal itu akan merusak kapak yang mana saat ini merupakan artifak yang
berharga.
Maka jalan keluarnya adalah
dengan teknik analisis yang disebut dengan X-rayfluorescence. Objek yang akan
dianalisis diradiasi dengan radiasi high-energy X-ray. Atom-atom akan menyerap
radiasi tadi, menyebabkan electron dari tingkat energy lebih rendah keluar
sehingga electron dari tingkat energy lebih tinggi akan “masuk” untuk mengisi
ruang yang kosong. Electron jatuh ke tingkat energy yang lebih rendah sambil
mengemisikan sinar X. electron masing-masing atom mengemisikan sinar X pada
panjang gelombang tertentu.
Ilmuwan menggunakan harga panjang gelombang ini untuk mengidentifikasi atom. Dari hasil analisis fluoresensi sinar X terungkap bahwa logam mata kapak itu hampir tembaga murni.
Ilmuwan menggunakan harga panjang gelombang ini untuk mengidentifikasi atom. Dari hasil analisis fluoresensi sinar X terungkap bahwa logam mata kapak itu hampir tembaga murni.
No comments:
Post a Comment